HOKI DAN KESEHATAN

PALMISTRI, FISIOGNOMI, SHIO, GRAFOLOGI, ZODIAK, HOROSKOP, TAHI LALAT, FRENOLOGI, NUMEROLOGI, FENGSHUI, BAZI, ZIWEI, ASTROLOGI

Penggolongan Sidik Jari

Posted by Fisiognomi pada 14 Mei 2010

Sidik jari banyak digunakan polisi untuk mengungkap kejahatan. Ada rumus-rumus tertentu yang digunakan polisi untuk merekam sidik jari, misalnya ketika seseorang akan membuat Surat Keterangan Kelakuan Baik. Surat ini amat penting, terutama untuk mengidentifikasi seseorang bila terjadi sesuatu.

Anda masih ingat gembong teroris Dr. Azahari yang tertembak di Malang beberapa tahun lalu? Sebenarnya akan dilakukan cek DNA terhadap keluarganya. Tapi karena sidik jari saja sudah dianggap cukup, maka tes DNA tidak perlu dilakukan lagi.

Di mata polisi, sidik jari bermanfaat untuk mengidentifikasi seseorang. Di mata masyarakat lainnya, sidik jari digunakan untuk mengungkapkan karakter. Masih banyak lagi yang memanfaatkan sidik jari, misalnya perusahaan-perusahaan yang mulai menggunakan absensi sidik jari. Jadi jangan harap sekarang mereka bisa titip absen.

Sidik jari untuk mengungkapkan kejahatan, sudah banyak terbukti. Lihat saja apa yang pertama kali dilakukan polisi ketika mendatangi rumah korban perampokan atau menemukan mayat tidak dikenal. Mengambil sidik jari yang tertinggal, misalnya di pegangan pintu. Atau membuat cetakan sidik jari terhadap si mayat.

Awalnya, sebelum mereka mulai pekerjaan pada sidik jari, Henry, Haque, dan Bose menyadari bahwa jika arsip akan digunakan atau diefektifkan, harus atas dasar suatu rumusan. Mereka mengamati bahwa pola sidik jari jatuh bisa dibagi ke dalam tiga kelompok besar:


Bangunan lengkung, Pengulangan/jerat, dan Lingkaran/ulir

Pola sidik jari ini dapat menganalisis pola teladan beberapa ribu orang. Polisi menemukan bahwa hampir 5% jari mempunyai pola bangunan lengkung, 60% jari mempunyai pola pengulangan/jerat, dan 35% jari mempunyai pola bangunan lingkaran/ulir.

Pengulangan/Jerat (mencakup bangunan lengkung) : L

Lingkaran/Ulir: W


Berikutnya, sepuluh jari dikelompokkan ke dalam lima pasangan, seperti yang ditunjukkan gambar di atas. Tangan kanan (R) ditempatkan dengan telapak tangan bawah, sedangkan tangan kiri (L) ditempatkan dengan telapak tangan atas.

Di dalam pasangan yang pertama, terdiri dari Jari Telunjuk Kanan dan Ibu Jari Kanan, ada empat berbagai kemungkinan:

(a) Jari telunjuk kanan L, ibu jari kanan W.
(b) Jari telunjuk kanan W, ibu jari kanan L.
(c) Kedua-duanya L.
(d) Kedua-duanya W.

Empat berbagai kemungkinan ini ada di semua pasangan lain juga. Oleh karena itu, total jumlah kemungkinan adalah 4 x 4 x 4 x 4 x 4 = 1024.

Hasil kemungkinan 1024 adalah penjabaran dari 32, yaitu: 32 x 32= 1024.

Catatan ruang kriminal mempunyai 32 lemari (yang dinomori 1 – 32) dan masing-masing lemari berisi 32 file (yang dinomori 1 – 32 ).

Lingkaran/Ulir yang terjadi I, II, III, IV, dan V pasangan diberikan suatu nilai 16, 8, 4, 2 dan 1 berturut-turut.

Pengulangan/Jerat (mencakup bangunan lengkung) ditugaskan untuk nilai nol (0), tanpa tergantung dengan pasangan mana pun.

Kita sekarang mengambil contoh:

Seorang penjahat dengan ibu jari kanan, jari manis kanan, jari tengah yang ditinggalkan, jari telunjuk yang ditinggalkan dan jari manis yang ditinggalkan mempunyai pola teladan lingkaran/ulir (W), dan yang sisanya mempunyai pola teladan pengulangan/jerat (L). Penyimpanan Rumusan kemungkin adalah terpecahkan sebagai berikut :

Pasangan I – II – III – IV – V

Pengaturan L W L W L

W L L W W

Nilai kuantitatif 0 8 0 2 0

16 0 0 2 1

Penambahan 10

19

Penambahan 1 11

Lanjutan 1 20

Sidik jari dari orang tersebut akan ditemukan di dalam file 11 di lemari 20.

Apa yang diuraikan adalah penggolongan sidik jari yang utama. Sistem dapat lebih lanjut dimodifikasi dengan memperkenalkan penggolongan tersier dan sekunder. Dengan begitu membuat pencarian tersebut lebih mudah.

Ketika seseorang dihukum penjara satu tahun atau lebih, semua kesan jari sepuluhnya, dapat direkam pada suatu kartu petunjuk sebelum orang tersebut akan memulai hukumannya. Rumusan sidik jari terpecahkan, dan kartu petunjuk ditempatkan pada file yang sesuai. Jika orang tersebut akan dikenakan hukuman lagi, kartu petunjuk ada di sana untuk mengidentifikasi orang tersebut. Dia boleh berubah penampilannya, agama nya, namanya, tetapi ia tidak bisa mengubah pola teladan sidik jari (punggung bukit telapak tangan orang tersebut), ujung jarinya, maupun posisi tentang kartu petunjuknya di dalam catatan kriminalnya yang tertinggal.

(polsekpancoran.wordpress.com)

Tinggalkan komentar