Prediksi Masa Depan, Antara Palmistri dan Sidik Jari

Jakarta – Garis telapak tangan manusia tidak ada yang seragam. Begitu juga dengan garis pada sidik jari. Namun, konon keduanya bisa digunakan untuk memprediksi masa depan. Seorang peramal terkadang membaca garis tangan seseorang untuk mengetahui masa depan orang yang bersangkutan.

Kesehatan, karir, hingga soal asmara konon telah tergambar di garis tangan. Namun palmistri bukanlah bagian dari ilmu pengetahuan. Peramal hanya menginterpretasi semata demi menjelaskan hal-hal yang sifatnya personal dan memprediksi masa depan.

Garis tangan selalu berubah dari waktu ke waktu. Coba perhatikan garis tangan Anda, mungkin ada yang berubah lebih tebal, lebih panjang, atau justru timbul garis baru. Lalu, bagaimana dengan sidik jari? Apakah sidik jari bisa menggambarkan masa depan seseorang? Ilmu yang mempelajari pola sidik jari dikenal dengan dermatoglypic.

Dermatoglypic adalah bagian dari ilmu pengetahuan. “Analisanya tidak memberitahukan masa depan seseorang tapi lebih kepada potensi diri. Misalnya kecerdasan, bakat, gaya belajar, aspek psikologi, dan kecenderungan karakter,” ujar analis sidik jari Al Gaan.

Hal itu disampaikan dalam talkshow and launch fingerprint test understanding your multiple intelligences through fingerprint di Hotel Garden, Jl Taman Kemang, Jakarta, Jumat (7/9/2007). Berbeda dengan garis tangan, garis pada sidik jari tidak akan berubah selama hidup seseorang.

Itu berarti sidik jari seorang anak merupakan cetak biru genetik orangtuanya. Dengan mengetahui potensi diri sejak dini, maka orangtua bisa memberikan dan mengarahkan pendidikan anak dengan lebih baik. Sebab orangtua akan lebih memahami bakat anaknya. Sehingga sejak dini pula bisa diketahui kelemahan yang ada pada seorang anak.

Meski demikian, tes untuk membaca sidik jari tidak hanya dikhususkan untuk umur tertentu saja. Sebab bayi 1 tahun hingga manula pun bisa melakukan tes ini. (nvt/nrl)

(detik.com)