HOKI DAN KESEHATAN

PALMISTRI, FISIOGNOMI, SHIO, GRAFOLOGI, ZODIAK, HOROSKOP, TAHI LALAT, FRENOLOGI, NUMEROLOGI, FENGSHUI, BAZI, ZIWEI, ASTROLOGI

Ketika Mata “Berbicara”

Posted by Fisiognomi pada 5 Juli 2010

KONDISI mata yang tidak normal terjadi pada seseorang ternyata bisa jadi merupakan pertanda penyakit berat. Karena itu, terus mengontrol keadaan mata Anda secara rutin merupakan upaya pencegahan yang tepat.

Pepatah mata sebagai ”jendela jiwa” sepertinya memang telah usang. Namun, hal itu sampai saat ini telah terbukti kebenarannya. Keadaan mata ternyata dapat dijadikan rujukan apabila seseorang menderita masalah kesehatan. Tidak hanya terkait gangguan mata seperti katarak atau glaukoma, namun juga penyakit sistemik lainnya seperti diabetes melitus dan jantung.

Kadang-kadang, tanda-tanda penyakit ini terlihat di dalam, luar, atau di sekitar mata, jauh sebelum gejala penyakit tersebut muncul. ”Mata benar-benar seperti sebuah barang tak bergerak yang unik,” kata Andrew Iwach MD, profesor klinis bagian oftalmologi di University of California di San Francisco, Amerika Serikat.

”Mata satu-satunya tempat di dalam tubuh manusia di mana Anda dapat melihat saraf, arteri, dan vena, secara langsung tanpa melakukan proses operasi pengirisan apa pun. Dan gejala penyakit yang kita lihat lewat mata mungkin bisa terjadi di seluruh tubuh,” ujar Iwach yang juga menjabat Direktur Eksekutif Glaucoma Center di San Francisco, Amerika Serikat, seperti dikutip laman webmd.com.

Daftar penyakit sistemik yang dapat dilihat dari kondisi mata ternyata cukup panjang. Di samping diabetes dan penyakit kardiovaskuler, termasuk juga aneurisma, HIV/AIDS, kanker, dan penyakit keturunan yang jarang terjadi. Karena itu, para dokter mata menyarankan untuk seseorang agar memeriksa matanya secara berkala.

”Setiap orang harus menjalankan tes pada mata secara komprehensif sebelum berusia 40 tahun,” kata Ruth D Williams MD, seorang ahli mata dan spesialis glaukoma di Wheaton, Illinois, Amerika Serikat. Dia juga seperti Iwach, menjabat sebagai juru bicara American Academy of Ophthalmology.

”Orang-orang yang memiliki riwayat keluarga pernah menderita penyakit pada mata biasanya dapat mudah terdeteksi secepatnya. Dan siapa saja yang mengalami masalah mata harus segera ke dokter. Tidak perlu menunggu sampai kita mengalami gejala untuk ke dokter karena penyakit mata banyak yang tidak diketahui, yang berarti tanpa gejala,” lanjutnya.

Beberapa keadaan mata yang terkait penyakit sistemik, hanya dapat dilihat oleh spesialis terlatih selama pelaksanaan tes pada mata. Penyakit lainnya biasa ditemukan pada semua orang. Berikut ini disebutkan sejumlah tanda-tanda mata yang paling umum dan apa yang ingin mereka ”katakan” tentang kesehatan Anda.

Pertama, mata yang memerah. Bagian lapisan luar transparan mata, yang biasa disebut konjungtiva, diberi makan oleh banyak pembuluh darah kecil. Jika pembuluh darah pecah, darah dapat membasahi kolam di putih mata (sclera). Sebuah pendarahan subconjunctival ini–seperti yang dikenal di kalangan dokter–dapat disebabkan oleh pukulan keras ke mata. Tetapi dalam banyak kasus, tidak memiliki penyebab yang jelas.

”Namun, pada kasus yang jarang, pendarahan subconjunctival bisa menjadi tanda penyakit tekanan darah tinggi berat atau gangguan platelet, yang dapat mengganggu pembekuan darah,” terang Williams.

Lalu, mata yang terlihat melotot. Meskipun mata menonjol ini mungkin merupakan pengaruh keturunan dari keluarga, kondisi mata seperti ini mungkin menjadi bukti penyakit tiroid. Tingkat abnormal dari jaringan menyebabkan hormon tiroid di sekitar mata membengkak, membuat kesan bahwa mata seperti melotot. Kelopak mata yang turun (droopy eyelid) juga salah satu tanda penyakit.Keadaan ini dikenal di kalangan dokter sebagai ptosis, yang bisa disebabkan proses penuaan. Namun dalam kasus yang jarang, ini adalah bukti terserangnya tumor otak atau penyakit neuromuskuler yang dikenal sebagai myasthenia gravis (MG).

Kata Iwach, MG adalah suatu gangguan autoimun yang melemahkan otot seluruh tubuh. Kondisi mata lain yang menjadi gejala penyakit adalah letak pupil yang tidak biasa. Orang yang sehat biasanya memiliki letak pupil simetris, tetapi memang tidak selalu. Mereka biasanya berukuran sama dan menunjukkan reaksi yang sama saat terkena cahaya.

Jika salah satu pupil terlihat lebih besar dari yang lain atau jika yang satu lebih lambat bereaksi saat terpijar cahaya, mungkin ada masalah medis yang mendasari. Menurut Peter Kastl MD PhD, seorang profesor mata di Tulane University School of Medicine, New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat, kemungkinan hal itu tanda penyakit stroke, otak, atau tumor saraf optik, aneurisma otak, sifilis, dan multiple sclerosis (MS).

Akhirnya, terang dia, banyak obat, termasuk obat terlarang, yang bisa menjadikan pupil menjadi lebih kecil atau lebih besar. Bulatan hitam seperti cincin pada kornea juga bisa jadi tanda penyakit. Sebuah gangguan yang sering terjadi akibat genetika ini dikenal sebagai penyakit Wilson yang dapat menyebabkan zat tembaga terakumulasi di dalam berbagai jaringan, termasuk di otak dan hati.

Kadang-kadang tumpukan zat tembaga pada mata tersebut terletak pada permukaan bagian dalam kornea (meskipun beberapa ahli menyatakan bisa terjadi di iris, selaput pelangi yang mengelilingi pupil). Sindrom yang dikenal juga dengan ”Kayser-Fleischer rings” itu sendiri tidak berbahaya. Tetapi tanpa perawatan yang tepat, penyakit Wilson dapat berakibat fatal.

Salah satu kondisi lain yaitu kelopak mata yang kental. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sebuah penebalan atau deformasi dari kelopak mata adalah tanda neurofibromatosis, yaitu kelainan herediter langka yang ditandai dengan pertumbuhan tumor sepanjang serabut saraf (tumornya sendiri disebut neurofibromas plexiform).

Joseph Merrick, tokoh Inggris dari abad ke-19 yang dikenal sebagai Elephant Man, sudah lama diduga memiliki neurofibromatosis. Namun, para ahli sekarang percaya bahwa dia menderita penyakit lain yang jarang diderita yang dikenal sebagai sindrom proteus.

Mata kuning juga diketahui merupakan pertanda penyakit. Penyakit hati, termasuk hepatitis dan sirosis, dapat diketahui dari scleras, yaitu selaput putih mata yang berubah menjadi kuning. Warna ini disebabkan oleh penumpukan bilirubin, suatu senyawa yang diciptakan oleh pemecahan hemoglobin, molekul pengangkut oksigen di dalam sel darah merah. Istilah medis untuk mata kuning adalah icterus scleral, meskipun sebenarnya bukan scleras yang kuning, tapi konjungtiva.

(Koran Sindo, Senin, 5 Juli 2010)

2 Tanggapan to “Ketika Mata “Berbicara””

  1. […] Ketika Mata “Berbicara” […]

  2. […] Ketika Mata “Berbicara” […]

Tinggalkan komentar