HOKI DAN KESEHATAN

PALMISTRI, FISIOGNOMI, SHIO, GRAFOLOGI, ZODIAK, HOROSKOP, TAHI LALAT, FRENOLOGI, NUMEROLOGI, FENGSHUI, BAZI, ZIWEI, ASTROLOGI

Turks: Kota Bagua Terbesar Dunia

Posted by Fisiognomi pada 19 Januari 2011

epochtimes.co.id, Rabu, 19 Januari 2011 – Kota Turks atau Kota Bagua (baca: pa kwa) berskala terbesar di Tiongkok masa kini yang berpola Bagua (8 trigrams) yang unik, terbentuk dari kebudayaan yang sarat makna dan misteri zaman kuno, dipadukan dengan keindahan peradaban zaman modern.

Kota Turks berbentuk melingkar, pola jalanannya bagaikan labirin (lorong) magis, seluruh jalan saling terhubung satu sama lain. Tidak ada kemacetan dan kebuntuan lalu lintas, kendaraan dan pejalan kaki tak peduli berjalan ke arah manapun selalu bisa mencapai tujuan.

Kota Bagua Turks pertama kali diketahui keberadaannya pada 1220 zaman Dinasti Song Selatan. Salah satu dari 7 putera Quan Zhen (baca: jhüan cen) dari agama Tao dan ia sendiri adalah ketua aliran Long Men yang bernama Qiu Chuji (baca: jhiu juci) si “Manusia Sejati dari Chang-chun” memenuhi undangan dari Jenghis Khan untuk pergi ke daerah barat Tiongkok.


Pola jalanan di kota Turks, Xinjiang, bagaikan labirin magis. (INTERNET)

Qiu Chuji membutuhkan waktu 3 tahun untuk menjelajahi daerah Tian Shan (Celestial Mountains). Tatkala ia melewati lembah Sungai Turks, ia sangat terkesan oleh potensi gunung, sungai dan air dari daerah tersebut. Lalu ia mengambil unsur “Langit” yang berasal dari Qi (baca: jhi / hawa yang eksis di ruang lain) maskulin Gunung Wusun di utara dan unsur “Tanah” berasal dari kelembutan yang mengelilingi lembah dan perbukitan di sebelah selatan Sungai Turks sebagai “nadi yang subur”. Disebutkan, tempat ini terpilih sebagai inti fengshui dari “Kota Bagua” yang merupakan kesatuan Qi maskulin dari seluruh gunung, kelancaran dan kelembutan (unsur feminin) dari sungai gunung dan nadi subur dari air (bawah tanah).

Diambil nadi naga dari prinsip “Langit dan bumi selaras, barat dan timur terhubungkan, langit dan manusia menyatu dan damai, manusianya ulung dan buminya bertuah”, dengan Bagua “pasca kelahiran” yang dipopulerkan Ji Chang, raja Zhou Wen (1099–1050 SM), yang menetapkan keempat arah mata angin, dan menjadi prototipe paling primitif dari Kota Bagua Turks.

Pada 1936, setelah berlalu tujuh ratus tahun lebih sejak Dinasti Song Selatan, Qiu Zongjun (baca: jhiu cungcün), utusan Penempatan Pasukan Masuk Desa untuk daerah Yi Li merangkap Komandan Garnisun yang mahir pula dalam prinsip kitab kuno Yi Jing (Kitab Perubahan) datang ke Turks dan menemukan bentuk Kota Bagua dan “Feng Shui Nadi Naga”. Renovasi sekali lagi dimulai dan telah menghabiskan waktu dua tahun.

Selain itu, Kota Turks terkenal pula sebagai lokasi kota Bagua dan kebudayaan Yi Jing sebagai daerah paling barat di Tiongkok, penyebaran kebudayaan aliran Tao di paling ujung barat Tiongkok, tempat pertukaran budaya Yi Jing dan satu-satunya kebudayaan Wusun di dunia; negara kuno nomaden terbesar di daerah barat Tiongkok, itulah lokasi Negara Wusun.

Menurut catatan sejarah Tiongkok kuno lokasi tersebut merupakan tempat yang paling banyak diekspor putri raja kerajaan Tiongkok (untuk dinikahkan dengan penguasa setempat); tempat di mana hubungan Dinasti Han Barat (206 SM–25 Masehi) pada zaman kuno dengan negara nomaden kuno di daerah barat dengan rentang waktu paling panjang dan hubungan paling akrab.


Kota Bagua ungkap kebudayaan Yi Jing

Bagi yang baru saja mengenal Kota Bagua sering punya kesan, Turks ini tidak misterius seperti yang dipikirkan semula. Namun, begitu menaiki menara setinggi lima puluh meter di pusat kota, segera bisa terkesan oleh pesona kota kabupaten ini. Memandang dari perspektif burung ke arah bawah Menara, jalan-jalan berwarna hijau-kelabu dan berselang-seling melintasi rumput hijau, berbentuk seperti cekungan eksplorasi Bagua. Jika Anda memiliki kesempatan terbang di atas kota, Anda akan mendapatkan panorama kota secara utuh.

Kota yang mencerminkan konotasi budaya dari Kitab Perubahan dan misteri pemikiran ala Bagua, dengan titik pusat berupa lapangan untuk dua polar “Yin – Yang (feminin – maskulin)” – dari Tai Chi, sesuai dengan posisi arah mata angin Bagua dengan jarak dan sudut yang sama layaknya sorotan cahaya yang menjelujur keluar menjadi delapan jalan utama, panjang masing-masing jalan utama 1.200 meter, pada setiap 360 meteran dari jalan utama terdapat sebuah jalan lingkar yang menghubungkan delapan jalan utama tersebut, dari poros pusat ke arah luar berturut-turut terdapat 4 buah jalan lingkar, antara lain salah satu jalan lingkar memiliki 8 ruas jalan, jalan lingkar ke 2 memiliki 16 ruas jalan, jalan lingkar ke 3 memiliki 32 ruas jalan, jalan melingkar ke 4 memiliki 64 ruas jalan.

Jalan-jalan ini terbentuk sebanyak 64 heksagram berdasarkan posisi Bagua, sepenuhnya mencerminkan 64 heksagram dan 386 Yao, prinsip matematika dari Kitab Perubahan. Agar tidak membuat orang tersesat, pada setiap jalan dipasang keterangan posisi Anda.


Dua keanehan Kota Bagua

Ada satu keanehan di Kota Bagua ini: di jalanan kota tidak ada satu pun lampu lalu lintas. Menurut saran para ahli dan kaum intelektual, lantaran setiap jalan terhubungkan dengan jalan lingkar dan setiap jalan bisa diakses, sehingga tidak bisa menimbulkan kemacetan lalu lintas, kendaraan dan pejalan kaki yang pergi ke arah manapun pasti bisa mencapai tujuan. Maka pada 1996, departemen terkait menghapus keberadaan lampu lalu lintas. Sejak saat itu, Kota Bagua menjadi kota tanpa lampu lalu lintas.

Selain tidak ada lampu lalu lintas, terdapat pula sebuah keanehan di kota Bagua, yakni kota ini mudah “menyesatkan” orang asing. Konon seorang sopir asing kelebihan muatan. Setibanya ia di kota itu, ia menyadari kemungkinan kepergok polisi lalu lintas. Jadi mumpung hari sudah gelap, dia memilih jalan yang dianggap aman untuk berjalan memutar ke alun-alun dekat Lapangan Bagua. Di bawah sorotan lampu jalan ia melihat seorang polisi lalu lintas sedang bertugas, ia ketakutan dan siap untuk menghindar.

Dia secara “sembunyi-sembunyi” memutari jalan lain, dan jalan yang ia putari kali ini lebih panjang dengan lingkaran lebih banyak. Akan tetapi, tak peduli bagaimana ia memutar senantiasa tidak mampu menghindari polisi lalu lintas yang “menjengkelkan” itu.

Dia tidak percaya “sihir” dan terus berputar-putar, demikianlah setiap kali berputar lingkarannya semakin banyak dan semakin berputar semakin terasa jauh, pada akhirnya ia sudah berapa kali berputar, bahkan ia sendiri tak bisa mengingatnya lagi. Sopir “pandir” ini semalaman kerjanya hanya berputar dan berputar.

Keesokan harinya, ia kelelahan dan memberitahu para sesama sopir tentang “pengalaman” nya, alhasil menjadi bahan tertawaan dan dengan cepat menyebar di seluruh kota. Sesungguhnya, polisi yang dilihat oleh sopir itu sama dengan polisi yang sedang berjaga di simpang jalan Pusat Lapangan Bagua.

Turks pada periode Han Barat merupakan salah satu pusat politik, militer, ekonomi dan budaya Negara Wusun, ditilik dari hampir 20.000 lokasi makam kuno dan penemuan arkeologi maka Negara Wusun kala itu adalah negara nomaden yang makmur dan kuat di wilayah Barat.

Makam kuno Wusun terletak di padang rumput yang dikelilingi pegunungan dan sungai, berporos utara-selatan, satu kelompok makam terdiri dari lima makam, diantaranya dikelompokkan juga makam besar dan makam kecil. Makam kuno terutama berbentuk makam gundukan, berasal dari makam ras Serbia 2.500 tahun yang lalu, setelah itu dipergunakan oleh orang-orang Wusun dan etnis Turki.

Sekarang, di Kabupaten Turks seluas 8.642 km², di mana-mana terdapat kelompok tanah makam Wusun, terutama tersebar di sejumlah peternakan musim dingin sejauh 200 kilometer dari kota kabupaten. Juga terdapat figur manusia batu dan rusa batu yang mendampingi makam kuno. Dewasa ini, di padang rumput Turks telah ditemukan 17 sosok Manusia Batu Padang Rumput dan 11 tempat lukisan pada batu dengan rusa batu.

Temuan arkeologi berupa peralatan yang indah menawan menunjukkan budaya perpaduan Tiongkok dan Barat, budaya Tionggoan (pusat budaya dan geografis Tiongkok) yang menyatu dengan budaya padang rumput, integrasi budaya Buddhisme dan Islam.

Saat ini, biro manajemen konservasi daerah Turks menyimpan warisan budaya sebanyak 59 macam dan 112 item berupa: manusia batu, kuali tembaga, aksara kuno, pot emas, kepala manusia dari perunggu, rompi perang, alat pengolahan makanan kuno, alat-alat pertanian kuno, pisau, tombak, tembikar, Woodblock Die percetakan dan lainnya, di antaranya peninggalan Wusun berklasifikasi perlindungan kelas satu negara.

Mereka berasal dari hasil galian sejak 1978, yang berawal dari proses pembangunan jalan, penggalian parit dari berbagai desa dan daerah peternakan serta pertanian, sebagiannya berasal dari sumbangan para penduduk desa. (The Epoch Times/whs)

2 Tanggapan to “Turks: Kota Bagua Terbesar Dunia”

  1. […] Turks: Kota Bagua Terbesar Dunia […]

  2. maulina Syaifah said

    Membacanya sangat mengasyiikkan……., kalau ada yang lain mohon untuk diexplore lagi tentang kebudayaan Tiongkok

Tinggalkan komentar