HOKI DAN KESEHATAN

PALMISTRI, FISIOGNOMI, SHIO, GRAFOLOGI, ZODIAK, HOROSKOP, TAHI LALAT, FRENOLOGI, NUMEROLOGI, FENGSHUI, BAZI, ZIWEI, ASTROLOGI

Astrologi, Dulu dan Kini

Posted by Fisiognomi pada 17 Mei 2010

Dari zaman Babilonia hingga Stephen Arroyo
Lalu Apa beda Astrologi dan Ramalan bintang?
Apa sebenarnya yang dinamakan Peta Kehidupan?

Pernahkah anda memandang langit yang cerah di malam hari, merasakan perasaan magis memandang cahaya cahaya bintang di langit luas, dan anda berpikir apakah sebenarnya ada sebuah arti yang khusus yang ingin mereka sampaikan kepada kita makhluk di muka bumi ini?

Perasaan keingintahuan manusia akan benda benda di langit adalah awal dari munculnya astrologi. Para arkeolog menemukan bahwa sejak zaman Yunani sampai Babilonia, mulai Cina sampai Roma, banyak orang sudah mempelajari astrologi. Ini adalah ilmu tertua di bumi.

Para astrolog mengamati perjalanan bintang-bintang yang bergerak bersama dan bintang-bintang bebas (kita sekarang menyebutnya planet). Mereka sudah paham bahwa planet-planet berputar sendiri (rotasi) serta bergerak mengelilingi matahari (revolusi)

Para astrolog Yunani lalu mengindentifikasi lima planet yang dinamai sesuai dengan nama para dewa mereka. Ada Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Kemudian tiga planet lagi dinamai dengan nama dewa kuno lain, yaitu Uranus, Neptunus, dan Pluto. Beberapa astronom yakin bahwa masih ada planet lain lagi dalam sistem tata surya.

Para astrolog di dunia tetap memakai Pluto yang ditemukan sejak 1930 dan tidak terganggu oleh definisi dunia astronomi tentang Pluto karena istilah Planet dalam astrologi agak berbeda dengan astronomi. Astrologi memakai planet sebagai simbol. Contohnya astrologi menganggap matahari dan bulan sebagai planet, dan di dalam astrologi Hindu memakai Rahu dan Ketu, the lunar nodes. Mungkin saja beberapa astrolog tidak lagi akan memakai Pluto, bahkan juga dari dulu ada beberapa astrolog yang tidak menggunakan Uranus dan Neptunus karena dikualifikasikan sebagai planet-planet yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan dikenal sejak zaman kuno. Sebaliknya beberapa astrolog sudah mulai menggunakan dwarf planets seperti UB313, Ceres, dan lainnya dalam menganalisis Peta Kelahiran.

Sejarah mencatat bahwa pada zaman Babilonia (3000 SM) para astrolog yang pada saat itu adalah Ahli matematika jenius dan juga Astronom berhasil membuat tabel-tabel peredararan benda-benda langit. Pada saat itu kegunaan astrologi hanya terbatas untuk Raja dan keluarganya semata dan tentu saja pemerintahannya.

Ilmu astrologi modern mulai berkembang pesat di zaman Alexander the Great. Alexander the Great sering menggunakan astrologi dalam menjalankan roda pemerintahannya. Sedangkan manuskrip modern tentang astrologi yang pertama ditulis oleh sorang Astronom, Ahli matematika, dan Geografi bernama Plotemeus pada abad ke-2, dengan judul The Tetrabiblios. The Tetrabiblios mengungkapkan tafsiran atau interpretasi dari pergerakan benda-benda langit yang mempengaruhi manusia dan kejadian kejadian di bumi. Plotemeus-lah yang memulai eksperimen dengan horoskop dengan menggunakan sistem 12 rumah dan sistem inilah yang dipakai oleh para Astrolog hingga sekarang.

Sejarah astrologi berlanjut saat bangsa Romawi menaklukkan Yunani sampai masa kekaisaran Byzantine, saat Konstantinopel menjadi pusatnya. Namun, selama 500 tahun astrologi kemudian tidak berkembang seiring dengan kejatuhan kekaisaran Roma. Untung kemudian bangsa Arab mengambil alih pengetahuan ini. Di abad ke-8 astrologi berkembang lebih sempurna dalam bahasa Arab.

Di abad ke-16, dengan lahirnya Renaissance di Italia, astrologi mulai mendapat angin di Eropa. Semakin banyak intelektual yang pintar dalam matematika, semakin menyempurnakan sistem astrologi. Saat itu Astrologi adalah bagian kebudayaan yang fundamental, digunakan para penyembuh dan dokter, serta astrolog kerajaan. Saat itu birth chart atau peta kelahiran bisa didapat setiap orang, bahkan oleh rakyat biasa.

Di abad ke-20 sebenarnya Carl Jung, psikiater asal Swis yang amat dihormati diam-diam sudah tertarik kepada astrologi. Tulisannya membuktikan bahwa penggunaan astrologi sangat bermanfaat untuk menganalisis kepribadian dan psikologi manusia.

Tidak heran bila kemudian dengan bangkitnya new age, Carl Jung yang mulai tahun 1911 sudah tertarik dengan astrologi kini, dinobatkan menempati urutan pertama sebagai The First New Age Psychologist di dunia.

(opheliaastrologi.com)

Satu Tanggapan to “Astrologi, Dulu dan Kini”

  1. […] Astrologi, Dulu dan Kini […]

Tinggalkan komentar