HOKI DAN KESEHATAN

PALMISTRI, FISIOGNOMI, SHIO, GRAFOLOGI, ZODIAK, HOROSKOP, TAHI LALAT, FRENOLOGI, NUMEROLOGI, FENGSHUI, BAZI, ZIWEI, ASTROLOGI

Asal Usul Shio

Posted by Fisiognomi pada 3 Maret 2011

epochtimes.co.id, Rabu, 16 Februari 2011 – Pada zaman dahulu kala, tatkala Kaisar Nefrit (penjaga istana surga) sedang merayakan hari ulang tahunnya. Sayangnya, ketika itu tidak ada cara menghitung waktu maka beliau tidak bisa mengetahui berapa usianya. Kaisar Nefrit kemudian memutuskan untuk membuat cara menghitung waktu.

Beliau mengutus pengawalnya turun ke bumi untuk mengumuman bahwa akan diadakan lomba bagi para binatang dan akan disediakan hadiah kepada 12 pemenang.

Hari perlombaan pun tiba, Kaisar datang dengan mengendarai kereta emas. Kaisar berdeham sejenak sebelum memulai pembicaraan, para binatang pun terdiam. “Perlombaan kali ini adalah menyeberangi sungai. Kepada dua belas peserta pertama yang berhasil mencapai seberang, nama mereka akan dipakai sebagai gelar nama tahun. Gelar tahun pertama akan diberikan kepada siapa yang pertama sampai di tepi sungai, begitu seterusnya,” kata Kaisar.

Seluruh peserta segera berbaris di garis start. Beberapa saat kemudian, pengawal mengibaskan bendera tanda perlombaan dimulai, seluruh peserta berlarian menuju sungai. Kucing dan tikus adalah yang pertama tiba di tepi sungai. Melihat sungai yang begitu luas, mereka segera menyadari bahwa medan yang hendak mereka lewati jauh di luar perkiraan mereka, bahkan terlihat sangat berbahaya. Sambil duduk menatapi sungai, kucing dan tikus duduk bersama sambil memikirkan jalan keluar. Di tengah kebingungan, dari kejauhan muncullah kerbau menghampiri keduanya. Tiba-tiba tikus menemukan ide.

“Hei kerbau, apakah engkau keberatan membawa kami ke seberang sungai?” tanyanya. Kerbau termasuk hewan yang ramah, ia pun langsung menyanggupinya.

Kucing dan tikus segera melompat ke atas kepala kerbau dan bersama-sama menyeberangi sungai. Saat hendak sampai di seberang, tikus segera melompat ke daratan, menjadikannya sebagai peserta pertama yang sampai.

“Selamat!” Sambut Kaisar. “Engkau berhak untuk menyandang gelar tahun pertama.” Kerbau yang merasa sedikit kecewa karena telah terkelabui akhirnya merelakan, toh ia mendapat gelar tahun kedua.

Butuh waktu cukup lama bagi harimau untuk sampai. Ia terlihat sangat kelelahan setelah perjuangan keras melawan arus sungai. Kaisar merasa tersentuh melihat upaya harimau dan menggelarinya tahun ketiga.

Menyusul kelinci di urutan keempat. Prestasinya cukup mengejutkan Kaisar. “Semua tahu kalau engkau, kelinci tidak bisa berenang. Apakah engkau telah mengelabui kami semua?”

Kelinci pun menjelaskan dengan jujur bahwa dirinya memang tidak bisa berenang, namun ia berhasil menyeberangi sungai dengan cara melompati batu-batu yang ada di sepanjang sungai dan bertemu sebatang kayu lapuk. Tanpa pikir panjang ia naik dan duduk di atas kayu tersebut yang akhirnya mengantarkannya ke seberang. Kata-kata sang kelinci membuat sang Kaisar merasa kagum dan menghadiahkannya gelar tahun keempat.

Kaisar sangat senang dengan apa yang dirinya lihat sejauh ini. Semua peserta telah menunjukkan kemampuan dan usaha yang luar biasa untuk menyeberangi sungai, akan tetapi sebelumnya Kaisar malah berharap bahwa naga akan tampil sebagai pemenang, menurutnya naga sanggup berenang dan terbang dengan sangat baik, sangat mudah memenangkan perlombaan. Namun sampai kini naga tak juga tampak.

Baru saja terpikir demikian, tiba-tiba sekilas bayangan raksasa melintas di atas kerumunan binatang yang tengah berkumpul, tampak seekor naga menukik turun dan mendarat di tanah. “Akhirnya yang saya tunggu muncul juga, dari mana saja engkau? “tanya Kaisar.

“Saya harus membuat hujan, kemudian saya melihat kelinci berdiri di atas kayu mencoba menyeberangi sungai, jadi terpikir oleh saya untuk membuat angin agar membantunya menyeberang,” jelas naga. “Baik sekali. Engkau adalah binatang kelima yang sampai maka kau berhak mendapatkan gelar tahun kelima,” jawab Kaisar.

Mereka yang sudah berhasil mencapai tepi berkumpul di pinggir sungai sambil menyaksikan peserta yang masih tersisa berjuang menyeberangi sungai. Tak lama kemudian, tampak kuda dari kejauhan, ia terlihat kepayahan berenang.

Baru saja kuda akan menginjakkan kaki di daratan, tiba-tiba ular muncul keluar dari balik permukaan air. Saking terkejut kuda pun meringkik nyaring mengangkat kedua kakinya, memberi peluang bagi ular untuk mendahuluinya dan memperoleh tempat keenam. Kuda mendapat gelar ketujuh, dan cukup senang dengan hasilnya.

Seketika sebuah pemandangan yang tidak biasa ditampakkan di hadapan mereka – membuat siapapun yang melihat akan berdecak kagum.

Ayam jantan, monyet dan kambing muncul secara serentak dan bersamaan berdiri di atas sebuah rakit. Ayam jantan yang pertama kali menemukan rakit, dan dalam perjalanan bertemu monyet dan kambing, kemudian ketiganya naik dan mendayung rakit bersama-sama.

Ketika mereka akhirnya mencapai tepi, Kaisar merasa sangat senang. “Saya belum pernah melihat kerjasama yang luar biasa seperti ini!” Kaisar pun memberikan kambing gelar tahun kedelapan, monyet tahun kesembilan dan ayam jantan kesepuluh.

Selang waktu cukup lama hingga binatang berikutnya sampai. Hal itu membuat kaisar resah dan ragu kalau-kalau masih ada peserta lainnya mampu menyeberang dikarenakan tantangan yang diberikan terlampau sulit.

Namun sebelum dirinya mulai merasa kuatir, tiba-tiba anjing muncul mendekati tepi. Anjing itu menjelaskan bahwa air sungai yang begitu bersih membuatnya tidak bisa menahan diri dan mandi di sana. Kaisar tertawa dan memberikannya gelar tahun kesebelas.

Sekarang tinggal menunggu siapa gerangan yang akan memperoleh tempat terakhir. Ketika para binatang sibuk mempertanyakan tiba-tiba sang babi muncul di hadapan mereka, menggelarinya tahun keduabelas. Para peniup terompet istana mengeluarkan bunyi pembuka dan Kaisar mulai berbicara. “Selamat kepada semua peserta yang berhasil menyeberang sungai hari ini. Nama-nama kalian akan diingat selamanya berkat upaya kalian yang sungguh luar biasa hari ini,” katanya.

Namun apa gerangan yang terjadi dengan kucing yang duduk di atas kepala kerbau? Ternyata tikus mendorongnya kembali ke sungai dan terseret arus ke sungai lain, dan sejak saat itu tikus dan kucing menjadi musuh. (Dawu Wang / The Epoch Times / mya)

2 Tanggapan to “Asal Usul Shio”

  1. […] Asal Usul Shio […]

  2. […] Asal Usul Shio […]

Tinggalkan komentar