Rumah Arah Matahari Terbit Belum Tentu Membawa Keberuntungan

Biasanya ketika akan membeli rumah, pertimbangan utama seseorang adalah ke mana arah hadap rumah tersebut. Banyak orang memilih arah matahari terbit dengan alasan sinar ultraviolet cahaya pagi lebih menyegarkan dan menyehatkan badan daripada cahaya siang atau sore. Karena itu rumah dengan arah hadap timur, atau dengan sedikit sudut simpangannya asalkan masih terkena matahari pagi, banyak diminati konsumen.

Sesungguhnya rumah arah matahari terbit bukanlah patokan utama sebagai rumah yang membawa keberuntungan dari segi feng shui atau hong shui. Tidak selalu rumah arah hadap Timur, termasuk pintu utamanya, baik untuk setiap orang. Dalil feng shui mengatakan setiap orang memiliki arah keberuntungannya sendiri-sendiri. Ada orang yang cocok menghadap arah Barat. Ada pula yang memiliki arah bagus Timur Laut, dan sebagainya.

Ilmu feng shui—pengetahuan yang mempelajari keselarasan dan keseimbangan antara manusia dengan alam—sudah mempunyai rumus tertentu tentang arah hadap rumah dan pintu masuk utama, termasuk sektor-sektor bagus/buruk dalam rumah. Rumus tersebut disesuaikan dengan kua kepala keluarga atau pencari nafkah utama. Kua adalah angka pribadi yang diperoleh berdasarkan tahun kelahiran seseorang.

Namun yang digunakan bukan kalender Masehi seperti yang kita kenal sekarang, melainkan kalender Hsia. Untuk itulah sebelumnya harus diperiksa kapan jatuhnya Tahun Baru Imlek. Biasanya Imlek berlangsung pada pertengahan Januari hingga akhir Februari setiap tahunnya. Soalnya, beda sehari saja dengan Imlek, maka segala hitungan akan berubah.

Dua Kelompok

Angka kua dibagi menjadi dua kelompok. Angka kua 1, 3, 4, dan 9 termasuk kelompok Timur. Angka kua 2, 5, 6, 7, dan 8 termasuk kelompok Barat. Arah bagus kelompok Timur adalah Utara, Selatan, Timur, dan Tenggara, sedangkan arah buruknya Barat, Barat Daya, Barat Laut, dan Timur Laut. Sementara arah bagus kelompok Barat adalah Barat, Barat Daya, Barat Laut, dan Timur Laut, dengan arah buruk Utara, Selatan, Timur, dan Tenggara. Angka kua kelompok Timur tidak cocok dengan kelompok Barat. Begitu pula sebaliknya.

Meskipun arah bagus seseorang adalah Barat atau Barat Daya, ia bisa juga mempunyai rumah dengan arah hadap Barat Laut atau Timur Laut. Yang penting masih dalam kelompoknya. Di luar kelompok itu baru dikatakan arah hadapnya tidak sesuai dengan kua.

Menurut feng shui setiap individu memiliki empat sektor/arah/sudut bagus dan empat sektor/arah/sudut buruk. Empat pengaruh baik itu adalah pada bidang Sheng-chi (kemakmuran), Tian-yi (kesehatan), Yan-nian (keharmonisan), dan Fu-wei (perkembangan). Sementara empat pengaruh buruk adalah pada bidang Ho-hai (sial), Wu-gui (hilang kebahagiaan), Liu-sha (sakit), dan Jue-ming (kehancuran).

Sebaiknya sebelum memilih rumah Anda harus memperhatikan lingkungan sekitar rumah. Ada beberapa tempat yang tidak cocok untuk rumah karena tempat-tempat seperti itu menimbulkan pengaruh negatif bagi penghuninya. Di antara simpang tiga, pepohonan atau tiang yang menghalangi pintu, menghadap ke kuburan, dekat tempat pembuangan sampah, di bawah bentangan kabel listrik, di samping rel kereta api, dan mengarah ke cerobong pabrik, misalnya, merupakan lokasi-lokasi yang tidak direkomendasi feng shui.

Demikian juga tanah yang tidak beraturan, menurun ke belakang, atau mengecil ke belakang. Rumah demikian dianggap mengurangi kemakmuran dan menyebabkan kesehatan penghuni rumah semakin mundur. Rumah yang berdimensi feng shui adalah meninggi ke belakang dan mengantong (bagian belakang lebih lebar daripada bagian depan).

Bentuk bangunan pun harus diusahakan sederhana dan beraturan. Sebaiknya berbentuk persegi empat. Bangunan berbentuk demikian mudah dicari titik tengahnya, sebagai perhitungan feng shui untuk menyelaraskan bagian-bagian rumah dengan seluruh penghuninya.

Ibarat Tubuh

Di kota-kota besar, feng shui untuk rumah hunian sangat berbeda dengan feng shui untuk kantor atau tempat berdagang. Ruang dalam sebuah rumah hunian merupakan dasar kehidupan bagi penduduk kota. Di ruang inilah pendistribusian energi chi (qi) dilakukan kepada para penghuni rumah tersebut. Chi adalah energi kehidupan atau napas kosmik yang ada di bumi. Chi dapat bersifat baik atau buruk kepada kita, tergantung dari penataan rumah yang kita lakukan.

Chi yang baik dipercaya dapat mengembangkan usaha atau karir seseorang. Sebaliknya, chi yang buruk, misalnya karena pengaturan ruang dalam sebuah rumah hunian kurang baik, dapat menimbulkan banyak keruwetan (karir mandek, usaha tidak berkembang, kesehatan menurun, dsb).

Feng shui rumah yang buruk pun dapat berakibat fatal. Selain menghalangi penghuni rumah untuk mengembangkan kreasi dan bisnis, chi buruk menimbulkan rasa tertekan, cepat gelisah, mudah marah, dan ketidaktenangan. Inilah yang disebut ketidakseimbangan hidup.

Bahkan, meskipun keadaan dan tata letak tanah sudah cukup baik dan memadai, hal tersebut tidak akan banyak menolong. Karenanya, sesuai dengan pandangan feng shui di daerah perkotaan, chi di ruang dalam suatu bangunan sangat penting keberadaannya.

Feng shui juga memandang rumah ibarat tubuh. Bila sebuah rumah rusak, ini sama halnya dengan sel-sel tubuh manusia yang tidak berfungsi baik. Dengan demikian, akan menimbulkan banyak rintangan dan keruwetan. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi, kalau saja kita memahami bagaimana mengatasinya dengan cara yang baik dan tepat.

Chi yang telah menjadi rusak, sebenarnya dapat ditanggulangi dengan membuat keseimbangan. Bila chi mengalir dengan lancar, dari lorong sampai ke kamar tidur, maka kita akan mendapatkan kembali pengaruh yang baik.

Pintu utama dan jendela merupakan “mulut” dan “hidung” dari sebuah rumah. Chi akan masuk ke ruang dalam melalui pintu, jendela, dinding, penyekat ruang, lorong, sudut rumah, vas bunga, perabotan, dsb, lalu mengisi ruang yang kosong. Di sinilah penghuni rumah memperoleh chi yang sehat dan seimbang, yaitu chi yang tidak terlalu kuat tapi juga tidak terlalu lemah.

Tentu saja, untuk memperoleh chi demikian, ukuran pintu/jendela harus seimbang dengan bangunan rumah. Tempat masuk yang kecil, seperti halnya mulut manusia yang kecil, tidak akan memadai dalam menyerap chi. Dengan demikian, akan merugikan penghuninya dalam hal kesehatan, keberuntungan, dan kebahagiaan.

Sebaliknya, bila ukuran pintu/jendela terlampau besar, chi yang masuk akan sangat melimpah. Kesehatan, keberuntungan, dan kebahagiaan penghuni rumah pun tidak akan bagus.

Sebenarnya, dalam feng shui sudah ada pedoman tentang ukuran tanah, pintu, jendela, perabotan, dsb. Para pakar menyusunnya ke dalam delapan dimensi. Masing-masing terdiri atas empat dimensi menguntungkan dan empat dimensi merugikan.

Empat dimensi menguntungkan mencakup kekayaan, kehormatan, kekuasaan, dan sumber daya. Sedangkan empat dimensi merugikan mencakup sakit, perpecahan, bencana, dan kerugian/kecelakaan. Dimensi mana yang kita peroleh, biasanya tergantung dari ukuran suatu benda. Jika kita mendapat salah satu dimensi yang menguntungkan, tentulah tidak menjadi masalah. Namun bila jatuh pada “sakit” atau “bencana”, ini yang harus diwaspadai.

Biasanya, untuk mengetahui hal-hal demikian feng shui menyediakan tabel khusus. Bahkan, di pasaran banyak dijual penggaris atau rollmeter feng shui. Ukuran yang baik dan buruk dapat dilihat dengan menggunakan alat itu.

Seandainya pintu rumah Anda terlampau besar/kecil, bukan berarti Anda harus mengganti pintu tersebut. Terlalu sayang rasanya jika harus mengeluarkan uang lagi, bukan?

Solusi feng shui mengajarkan, pintu yang berukuran terlampau besar dapat dinetralisasi dengan menggantungkan kelenengan atau genta feng shui di bagian depan. Hal ini untuk membuyarkan aliran chi yang terlalu kuat dan membahayakan. Bagi pintu yang terlampau kecil, penangkalnya berupa cermin feng shui yang digantungkan di atas daun pintu. Ini dikiaskan, orang yang melihatnya akan menganggapnya jauh lebih besar dan luas.

Dari keseluruhan bagian luar bangunan, memang pintu utama dianggap bagian terpenting. Sedangkan pada bagian dalam, yang dianggap terpenting adalah kamar tidur utama, dapur, dan tangga. (Djulianto Susantio)